Telusuri post

Explore captivating content and diverse perspectives on our Discover page. Uncover fresh ideas and engage in meaningful conversations

Berulangkali ia mengecek ponsel yang tergeletak di atas meja. Sekali-kali terdengar hembusan nafas yang kasar.

Tidak ada panggilan atau balasan pesan sama sekali. Sesibuk itu kah?

"Sepertinya, lelaki itu benar-benar telah mengambil seluruh duniamu ya, Dann."

-dari Dannia untuk Jordan.

Kita semua pernah berbuat salah. Tapi tidak dari kita semua pernah meminta maaf akan kesalahan yang kita buat itu.

"Jangan lepas maskermu."

Perempuan itu seketika menoleh menatap lelaki yang duduk tepat di sebelahnya. "Kenapa?" tanyanya heran.

"Kamu terlalu cantik, aku takut semakin jatuh cinta kepadamu."

-dari Dannia untuk Jordan.

hai

"Gadismu cantik," ucapnya sembari tersenyum.

Lelaki itu menatap sang perempuan dengan tatapan tidak suka. "Lebih cantik kamu," ucapnya.

Sang gadis menghembuskan nafas dengan kasar. Lelaki ini tidak pernah berubah.

"Kita cuma sahabat dan kita masing-masing sudah mempunyai kekasih. Tolong terima kenyataan itu, Dan."

-dari Dannia untuk Jordan.

Penyesalan selalu datang di akhir. Namun terkadang kita mengabaikannya dan tetap melakukan penyebab dari penyesalan itu.

Manusia selalu melawan hal-hal yang sudah diberi batas dan diatur dengan tertata. Sifat yang sangat manusiawi.

Menangis tersedu-sedu di atas tempat tidur. Merutuki kebodohan diri sendiri. Terlalu tergila-gila sampai-sampai ia rela kehilangan jati dirinya. Kalau sudah begini, apa lago yang tersisa? Tidak ada.

Gadis yang malang.

Malam-malam kelabu tanpa dirimu.
Bahkan paitnya kopi saja sampai terasa manis.
Semenyakitkan itu.

Malam yang sunyi, apakah kamu sudah terlelap di sana?

Malam yang sunyi, apakah kamu sudah terbawa dalam mimpi?

Malam yang sunyi, apakah kamu bisa tertidur tenang di sana sedangkan aku menangis dalam diam di sini?

Malam yang sunyi.

Lirik paling romantis yang pernah aku dengar,

"Aku selalu berpikir tentang indah hari tua bersamamu."